Sejarah dan Perkembangan Geografi
- Bintarto (1978)Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
- Pada semlok para ahli Geografi Indonesia (Semarang, 1988)Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.
Ruang Lingkup Geografi
Studi Geografi meliputi interelasi dan interdependensi antara
manusia dengan alam dan ruangnya. Atas dasar hal ini, maka Geografi berkaitan
dengan “what – where – why – how” dari gejala-gejala yang terjadi di
permukaan bumi.
- What, Geografi berfungsi menunjukkan fenomena fisik, biotik dan sosial yang terjadi di permukaan bumi.
- Where, berkaitan dengan ruang di mana fenomena terjadi.
- Why, merupakan pertanyaan untuk interelasi, interaksi dan interdependensi antarfenomena.
- How, berfungsi menunjukkan kualitas dan kuantitas suatu fenomena Geografi, dan semua itu dilengkapi dengan menunjukkan fenomena tersebut untuk menjawab when.
Ruang lingkup kajian Geografi
meliputi tiga hal, yaitu:
- Keanekaragaman sumberdaya alam.
- Gejala-gejala alam seperti tanah, air, udara, matahari, iklim, mineral, dunia tumbuhan (flora), dan dunia hewan (fauna) yang berkaitan dengan pemanfaatannya untuk kehidupan manusia.
- Kehidupan manusia dalam kegiatan sosial, ekonomi, budaya, politik dalam
kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara yang berkaitan dengan kondisi
dan gejala-gejala keruangan dan kewilayahan.
Perkembangan Geografi
Bintarto membagi perkembangan geografi menjadi dua hal, yaitu:
- Kemajuan dalam ilmu pengetahuan
- Riwayat perkembangannya
Kemajuan dalam ilmu pengetahuan:
Mula-mula geografi merupakan ilmu pengetahuan yang deskriptif. Pada abad
18 geografi hanya mencitra, yaitu mengumpulkan dan menerangkan informasi
tentang politik negara, kesejahteraan, pimpinan-pimpinan, pedagang dan
lain-lain, dengan tujuan untuk kepentingan kebudayaan dan pendidikan.
Mulai abad 19 geografi berubah menjadi ilmu yang bersifat sistematis dan menerangkan. Pada pertengahan abad 19 sudah membandingkan data geografis dan karakteristik dari berbagai bagian di dunia dan dikenal dengan nama “Comparative Geography” (Karl Ritter). Lama kelamaan geografi menerangkan keadaan seluruh pengaruh permukaan bumi, membicarakan kesamaan dan perbedaan yang terdapat pada tiap-tiap negara.
Sesudah Perang Dunia II Comparative Geography spesial diwarisi oleh geograf-geograf Inggris, Amerika, dan disebut dengan istilah ”Global Geography”.
Mulai abad 19 geografi berubah menjadi ilmu yang bersifat sistematis dan menerangkan. Pada pertengahan abad 19 sudah membandingkan data geografis dan karakteristik dari berbagai bagian di dunia dan dikenal dengan nama “Comparative Geography” (Karl Ritter). Lama kelamaan geografi menerangkan keadaan seluruh pengaruh permukaan bumi, membicarakan kesamaan dan perbedaan yang terdapat pada tiap-tiap negara.
Sesudah Perang Dunia II Comparative Geography spesial diwarisi oleh geograf-geograf Inggris, Amerika, dan disebut dengan istilah ”Global Geography”.
Riwayat perkembangannya:
Geografi Klasik
Dalam dunia geografi klasik
(kuno) aktivitas di bidang geografi dapat dibagi tiga macam:
- Eksplorasi: bertujuan mengumpulkan kenyataan-kenyataan/kejadian-kejadian di permukaan bumi.
- Pemetaan daerah-daerah yang sudah diketahui.
- Penyusunan dan pengumpulan fakta/data.
Perkembangan ilmu geografi pada saat itu berkaitan dengan kepentingan-kepentingan keagamaan.
Karena pada saat itu terjadi:
Karena pada saat itu terjadi:
- Penyebaran agama
- Peperangan
- Perdagangan yang dilakukan oleh penyebar-penyebar agama
Geografi Abad 18
Masa sesudah Varenius (1650)
tak ada tanda-tanda kemajuan di bidang geografi, perhatian tertuju pada
pengetahuan alam. Penyelidikan-penyelidikan mengenai temperatur, hujan dan kondisi
alam lainnya, maka didirikan Akademi Meteorologi di Manheim
pada 1780. Pada masa itu Busching menulis tentang geografi, tetapi sifatnya
hanya mencitra tentang permukaan bumi yang telah diketahui.Penjelasan mengenai fakta dan
hubungan kausal tidak diberikan. Tujuannya membuat pencitraan yang benar
(revisi data sebelumnya), jadi sifatnya Politicio Statical Geography.
Kemudian timbul “Pure Geography” yang memperhatikan tentang batas-batas
alam dan batas-batas politik.Tokoh terpenting dalam abad ini
banyak beraliran Jerman (manusia belum dapat melepaskan diri dari pengaruh
alam).Pada masa itu telah ada perhatian pada pengaruh manusia terhadap alam (Karl Ritter). Tugas geografi
membicarakan tentang tempat-tempat kediaman manusia dan pemetaannya, menerangkan sebab-sebab
perpindahan penduduk dan memperhatikan pengaruh-pengaruh alam terhadap manusia (Ratzel). Muncul istilah Kultur Geografi (Ernest Kapp) yang bercorak materialistis yang memperhatikan permukiman, matapencaharian dan sebagainya.
Kultur Geografi dibagi menjadi
tiga (Otto Schluter) yaitu Geografi Kediaman, Geografi Ekonomi, dan Geografi
Lalulintas. Kultur Geografi condong kepada
unsur manusia. Lahir dasar-dasar Geography-Humaine (Paul Vidal de La Blache)
yang membicarakan tentang penyebaran kepadatan dan perpindahan penduduk,
cara-cara memajukan daerah, transport dan lalu lintas.
0 komentar:
Posting Komentar